Pages

Monday, September 28, 2009

Kerinduan dan Kedahagaan

Syeikh Muhammad al-Luhaidan
Surah Aali 'Imran, 3:166-175

Kadangkala apabila jahiliyah disuapkan ke hati, dalam keadaan yang tidak disedari, dan juga tanpa meletakkan apa-apa benteng untuk melawan dan kembali menyucikannya, maka ia menjadi dahaga. Dahaganya ia umpama seorang musafir yang berjalan di padang pasir yang gersang pada hari yang sangat panas lagi kering, dan sumber air yang terdekat adalah perjalanan yang susah dan payah.

Al-Qur'an dengan peranannya mengubati hati, pasti sangat-sangat dirindukan oleh hati yang gersang tersebut. Hati yang mendahagakan air maw'idzah dan huda yang membersihkannya dari titik hitam yang bertompok di dalamnya. Pembersihan tersebut merupakan satu rahmat yang agung yang hanya dapat dirasai kemanisannya serta kepuasannya oleh hati-hati yang hidup. Tidak ada hati yang hidup melainkan hati-hati yang inginkan pengislahan di dalam dirinya.

Jiwa-jiwa yang tenang lalu melayan alunan suara yang membacakan sepotong ayat dari kalimah yang agung, dan diperhatikannya segala makna yang terkandung di dalamnya. Ia mentadabburnya dengan merasai perasaan berada di bawah naungan Qur'an yang agung. Ia mengaitkan segala kata-kata yang dikumandangkan dengan kehidupan sehariannya untuk diaplikasikan dan dibumikan ayat-ayat cinta dari langit.

Dalam keasyikannya menghayati kalimah-kalimah yang mulia, tanpa disedarinya air matanya menitis...

Nah, wahai jiwa pejuang! Ayat-ayat yang hanya dapat dirasai oleh orang yang berjihad di atas jalanNya:


166. Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.

167. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)." Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."

169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

172. (Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.

173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."

174. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

More of the imam's Qur'anic recitation:


Atau sesiapa yang ingin mendownload bacaan Qur'an Syeikh Luhaidan dalam bentuk mp3, sila ke sini.

2 comments:

Anonymous said...

MashaALlah, Allahuakbar. most of them menangis masa solat. mesti terasa zuqqnya ayat ni.

Mari belajar bahasa arab! Sikit2 lama2 jd bukit kan? InshaAllah mudah untuk kita tadabbur

Mashizaki Keikan said...

Orang lain yang mendengar pun sepatutnya merasai ayat-ayat yang dibacakannya. Imam tersebut telah membaca sepotong ayat yagn turun selepas satu peristiwa perang. Ada dari kalangan mereka yang telah syahid, dan orang-orang yang syahid ingin kembali kepada orang yang masih hidup untuk memberi tahu tentang nikmat yang mereka peroleh disebabkan kesyahidan mereka... Lalu ayat ni turun menceritakan tentang apa yang ingin diceritakan.

(Jalan cerita yang lagi sahih perlu dicari. Pernah terbaca dari sumber yang sahih, tapi dah lupa.)

Twitter Updates

    follow me on Twitter
    "Jalan dakwah hanya satu. Jalan inilah yang dilalui oleh Rasulullah s.a.w. dan para sahabat baginda. Demikian juga kita dan para pendokong dakwah, sama-sama melaluinya berpandukan taufik dari Allah s.w.t. Kita dan mereka melaluinya berbekalkan iman, amal, mahabbah (kasih sayang) dan ukhuwwah (persaudaraan). Rasulullah s.a.w. menyeru mereka kepada iman dan amal, kemudian menyatupadukan hati-hati mereka di atas dasar mahabbah dan ukhuwwah. Berpadulah kekuatan iman, kekuatan akidah dan kekuatan kesatuan. Jadilah jamaah mereka jamaah yang ideal sebagai model. Kalimahnya mesti lahir dan dakwahnya pasti menang walaupun ditentang oleh seluruh penghuni muka bumi ini." [Syeikh Mustafa Masyhur]