Pages

Monday, September 28, 2009

Kerinduan dan Kedahagaan

Syeikh Muhammad al-Luhaidan
Surah Aali 'Imran, 3:166-175

Kadangkala apabila jahiliyah disuapkan ke hati, dalam keadaan yang tidak disedari, dan juga tanpa meletakkan apa-apa benteng untuk melawan dan kembali menyucikannya, maka ia menjadi dahaga. Dahaganya ia umpama seorang musafir yang berjalan di padang pasir yang gersang pada hari yang sangat panas lagi kering, dan sumber air yang terdekat adalah perjalanan yang susah dan payah.

Al-Qur'an dengan peranannya mengubati hati, pasti sangat-sangat dirindukan oleh hati yang gersang tersebut. Hati yang mendahagakan air maw'idzah dan huda yang membersihkannya dari titik hitam yang bertompok di dalamnya. Pembersihan tersebut merupakan satu rahmat yang agung yang hanya dapat dirasai kemanisannya serta kepuasannya oleh hati-hati yang hidup. Tidak ada hati yang hidup melainkan hati-hati yang inginkan pengislahan di dalam dirinya.

Jiwa-jiwa yang tenang lalu melayan alunan suara yang membacakan sepotong ayat dari kalimah yang agung, dan diperhatikannya segala makna yang terkandung di dalamnya. Ia mentadabburnya dengan merasai perasaan berada di bawah naungan Qur'an yang agung. Ia mengaitkan segala kata-kata yang dikumandangkan dengan kehidupan sehariannya untuk diaplikasikan dan dibumikan ayat-ayat cinta dari langit.

Dalam keasyikannya menghayati kalimah-kalimah yang mulia, tanpa disedarinya air matanya menitis...

Nah, wahai jiwa pejuang! Ayat-ayat yang hanya dapat dirasai oleh orang yang berjihad di atas jalanNya:


166. Dan apa yang menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.

167. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)." Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.

168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh." Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."

169. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

170. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka[249], bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

172. (Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.

173. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."

174. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

175. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

More of the imam's Qur'anic recitation:


Atau sesiapa yang ingin mendownload bacaan Qur'an Syeikh Luhaidan dalam bentuk mp3, sila ke sini.

Saturday, September 26, 2009

Future of This Deen (mp3)

Dr Tariq Suwaidan
www.suwaidan.com

Sebelum ini saya pernah berkongsi berkaitan dengan sebuah ceramah yang sangat bermanfaat yang telah disampaikan oleh Dr. Tariq Suwaidan di Australia di dalam post saya di sini. Tetapi post tersebut hanya memamparkan embeded player dari youtube. Di dalam post pada kali ini, saya ada muatkan di akhir post ini, ceramah yang sama yang telah diubah ke dalam format mp3. Terdapat dua bahagian untuk download mp3 tersebut, bahagian 1 dan bahagian 2. Mudah-mudahan ianya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh semua.

"Those who cannot remember the past are condemned to repeat it!"
(George Santayana)

Sunday, September 20, 2009

'Eid Mubarak!

Assalamu'alaykum...

Buat Ikhwah dan Akhawat yang dikasihi, rakan-rakan sekursus, rakan-rakan sekolej, dan sesiapa sahaja yang dikenali mahupun yang tak dikenali (tetapi mengenali peribadi ini):

Dalam kesempatan yang ada ini,
Ingin diambil peluang keemasan ini,
Bagi memohon seribu kemaafan,
Tidak dilupakan juga keampunan,
Dari setiap insan yang pernah,
Saya bertemu dan bermesra ramah,
Andai ada di terkasar bahasa,
Atau terhutang budi bicara,
Atau tersakitkan si hati anda,
Hingga ia sedikit tercalar,
Supaya kita kosong-kosong,
Dan saling memaafi yang lain,
Dengan tulus tanpa berbohong,
Juga saya meminta pada semua,
Agar menghalalkan apa yang terhutang,
Supaya di akhirat nanti, kita,
Tidak tersangkut di pintu syurga.

Tetapi rugilah orang yang hanya menyambut hari ini dengan suka ria kerana "bulan yang penuh kongkongan" telah habis. Mereka ini bukanlah menyambut hari kembali kepada fitrah, tetapi mereka sebenarnya menyambut hari kebebasan syaitan daripada tempat belenggu di bulan Ramadhan. Janganlah kita termasuk orang-orang yang rugi ini.

Saya ucapkan Eid Mubarak, buat semua yang telah berjaya menghidupkan Ramadhannya dengan penuh keinsafan dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Sesungguhnya hari yang mulia ini adalah satu hari untuk mengucapkan serta meluahkan rasa syukur kita kepadaNya. Andai Ramadhan itu kita beramal dengan banyak amal yang soleh, moga apabila kita bersyukur, Allah akan menambahkan buat kita keteguhan hati untuk meneruskan amal-amal tersebut:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Tuhan kami adalah Allah' lalu mereka beristiqamah, akan turun ke atasnya malaikat (lalu berkata kepada mereka): 'Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih, dan bergembiralah kamu dengan syurga yang telah dijanjikan kepadamu'"
[Fussilat, 41:30]

تقبل الله منا ومنكم


Mudah-mudahan Allah menerima amal kami dan amal kamu..!

Thursday, September 17, 2009

Tidakkah Engkau Memperhatikan..?

Syeikh Mishari Rasyid al-'Efasi (Site 2)
Surah Ibrahim, 14:28-52

Sempena malam-malam terakhir bulan Ramadhan, marilah kita mentadabur beberapa ayat dari al-Qur'an. Mudah-mudahan ia menjadi penyembuh bagi hati yang rindu dan mengharapkan rahmat dan maghfirah Allah. Mudah-mudahan ia juga berjaya melembutkan hati mungkin masih tak berapa nak lembut lagi. Sehinggakan apabila dibaca ayat-ayat al-Qur'an kepada kita, kita akan "gemetar kerananya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah". Inilah petunjuk Allah, yang ditunjukkan kepada sesiapa yang Dia kehendaki.

-video-



28. Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?

29. yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.

30. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka."

31. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.

32. Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.

33. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

34. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).

35. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.

36. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

37. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

38. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.

39. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.

40. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.

41. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)."

42. Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,

43. mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mangangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.

44. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?

45. dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan."

46. Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.

47. Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-raaul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan.

48. (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

49. Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.

5O. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka,

51. agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.

52. (Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.

Penutup

Surat Ibrahim mengandung petunjuk-petunjuk bagi manusia untuk mengenal Tuhan mereka dan janji Allah menyediakan syurga kepada orang-orang yang beriman. Dalam surat ini Allah menjelaskan bahwa rasul-rasul itu diutus dengan mempergunakan bahasa kaumnya agar mudah bagi kaum itu memahami perintah dan larangan Allah. Kemudian Allah menjelaskan pula apa yang terjadi antara rasul-rasul itu dengan kaumnya.

Hubungan dengan surah al-Hijr
  1. Kedua-duanya sama-sama dimulai dengan Alief laam Raa dan menerangkan sifat Al Quranul Karim.
  2. Dalam surat Ibrahim Allah menjelaskan bahwa Al Quran itu pembimbing manusia ke jalan Allah, kemudian dalam surat Al Hijr Allah menambahkan lagi bahwa Al Quran itu akan tetap dijaga kemurniannya sepanjang masa.
  3. Masing-masing surat ini melukiskan keadaan langit dan bumi dan sama-sama menjelaskan bahwa kejadian-kejadian alam ini mengandung hikmah, sebagai tanda keesaan dan kebesaran Allah s.w.t.
  4. Keduanya mengandung kisah Nabi Ibrahim a.s. dengan terperinci.
  5. Keduanya sama-sama menerangkan keadaan orang-orang kafir di hari kiamat dan penyesalan mereka, mengapa mereka sewaktu hidup di dunia tidak jadi orang mukmin.
  6. Kedua surat ini sama-sama menceritakan kisah-kisah nabi zaman dahulu dengan kaumnya serta menerangkan keadaan orang-orang yang ingkar kepada nabi-nabi itu pada hari kiamat. Kisah-kisah itu disampaikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk menghibur hati beliau di waktu menghadapi berbagai kesulitan yang beliau temui dalam menyiarkan agama Islam.


Sumber terjemahan dan penutup: Software Materi Tarbiyah.

Saturday, September 12, 2009

Lebih baik dari 1000 bulan

(1)Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. (2)Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (3)Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4)Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (5)Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (al-Qadr, 97:1-5)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi (SAW) bermimpi melihat Bani Umayyah menduduki dan menguasai mimbarnya setelah beliau wafat. Beliau merasa tidak senang kerananya. Maka turunlah (108:1) dan (97:1-5) untuk membesarkan hati beliau.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim dan Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan bin Ali)

Keterangan:
Al-Qasim al-Hirani menyatakan bahawa kerajaan Bani Umayyah itu ternyata berlangsung tidak lebih dan tidak kurang dari 1000 bulan. Menurut at-Tirmidzi, riwayat ini Gharib sedang al-Muzani dan Ibnu Katsir menyebutnya sangat munkar.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Rasulullah (SAW) pernah menyebut-nyebut seorang Bani Israil yang berjuang fii sabilillah menggunakan senjatanya selama seribu bulan terus menerus. Kaum muslimin mengagumi perjuangan orang tersebut. Maka Allah menurunkan ayat (97:1-3), bahawa satu malam laylatul qadr lebih baik daripada perjuangan Bani Israil selama 1000 bulan.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Wahidi yang bersumber dari Mujahid)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa di zaman Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang beribadah malam hari hingga pagi dan berjuang memerangi musuh pada siang harinya. Perbuatan itu dilakukan selama seribu bulan. Maka Allah menurunkan ayat (97:1-3) yang menegaskan bahwa satu malam laylatul qadr lebih baik daripada amal 1000 bulan Bani Isra'il tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid)

Sumber: Materi Tarbiyah Digital.

Saturday, September 5, 2009

Pemahaman Mengenai Sejarah

Syeikh Sa'id Ramadhan al-Buti
penulis buku Fiqh Sirah (Kefahaman Sirah)
Sirah yang dihuraikan dalam konteksnya

Salah satu daripada sumber rujukan penting bagi seorang dai (pendakwah) ialah pengalaman mereka yang terdahulu dan rentetan sejarah yang menyertainya. Pengalaman-pengalaman ini begitu berharga sekali dalam memberikan kita suatu penilaian terhadap kes-kes yang telah berlaku, dan bagaimana sikap dan tindakan tertentu memberikan kesan terhadap apa yang terjadi sesudahnya.

Lantaran daripada kepentingan faktor sejarah inilah fikrah ini telah meletakkan di dalam manhaj tarbiyyah kita satu kedudukan yang penting bagi Sirah Nabawiyyah, iaitu jalan perjuangan ar-Rasul s.a.w. dan juga pemahaman terhadap perjuangan as-Sabiqun al-Awwalun. Tidak cukup itu, kita menekankan juga pengkajian Fiqh as-Sirah, yang bukan sahaja membawa cerita apa yang telah berlaku, tetapi mengupas tentang kenapa dan bagaimana ar-Rasul s.a.w. mengambil sesuatu tindakan, dan apa pengajaran yang dapat kita ambil daripadanya. Lantaran daripada kefahaman inilah kita telah menetapkan manhaj perjuangan kita. Begitu juga, apabila kita melalui bab tajdid Islami, tentu kita teringat bagaimana kita mempelajari sejarah para mujaddid zaman silam, dan menganalisis mengenai kekuatan dan kelemahan setiapnya, yang kesemuanya telah memberikan sumbangan yang tidak ternilai kepada kebangkitan Islam masa kini.

Beberapa Noktah Penting

Di dalam kita memahami sejarah, tentunya beberapa noktah penting harus kita pertekankan dahulu.

Pertamanya, tentunya kita harus memastikan kesahihan sumber yang membawa sejarah itu. Di zaman ini, kita akan fahami kejadian yang sama daripada pelbagai perspektif, adakalanya bertepatan dengan apa yang sebenarnya berlaku, sementara yang lain hanyalah merupakan khayalan atau lagenda yang ditokok-tambah semata-mata untuk menyedapkan jalan cerita. Walaupun ada kalanya lagenda ini begitu nyaman sekali buat hati kita - lantaran menyebelahi pihak kita - ini bukanlah sumber kita.

Kadangkala suatu cerita yang disampaikan melalui beberapa orang satu demi satu akan berubah menjadi cerita yang sama sekali tak ada kena mengena dengan cerita asalnya. Untuk ini saya teringat satu contoh, satu cerita seorang yang terjatuh di dalam parit lalu basah kuyup, kemudiannya ditolongi oleh seorang anggota polis yang kebetulan lalu di situ dengan keretanya, menjadi kisah ianya kena tangkap basah, lalu tersebarlah ke serata kampung... Tambahan pula cerita jenis "skandal" ni, lebih laris lagi...

Keduanya, kita harus juga memahami latarbelakang terjadinya sesuatu peristiwa itu. Mengetahui semata-mata satu kejadian secara tersendiri acapkali tidak membawa makna terhadap apa yang sebenarnya berlaku. Kisah Aurangzeb merampas kuasa daripada ayahnya Jahangir akan ternampak zalim dan tidak mengenang budi ayah pada kebanyakan orang, tambahan apabila ia mencampakkan ayahnya sendiri ke dalam penjara. Tetapi kiranya kita mengetahui bahawa Maharaja Mogul si-ayah itu zalim dan tidak mengikut lunas Islam, maka kita lebih mudah memahami kenapa ianya perlu dilaksanakan. Begitu juga dalam memahami hadis ar-Rasul s.a.w. kita harus memahami risalah Nubuwwah itu sendiri terlebih dahulu, yakni apakah tujuan kebangkitan baginda, baharulah setiap hadis akan menjadi kena pada tempatnya. Tidaklah kita terlalu memberatkan beberapa aspek tertentu (yang disebutkan dalam hadis juga) meninggalkan pokok risalah itu sendiri. Tidaklah kita jadi, seperti pepatah Inggeris, "cannot see the forest, for the trees".

Ketiganya, sejarah juga hendaklah difahami daripada kacamata aqidah dan fikrah itu sendiri. Penilaian dan penafsiran sesuatu kejadian yang sama akan berbeda kiranya ia dipandang oleh seorang Mu`min, seorang Komunis, seorang Kapitalis atau seorang Majusi. Malah dalam Islam sendiri, penilaiannya akan juga berbeda kiranya ia diperhatikan oleh seorang yang terbawa dengan pemikiran "tasawwuf" dan batiniyyah, seorang yang memahami Islam sebagai agama dalam pengertiannya yang sempit sahaja, seorang yang melihat Islam sebagai satu set hukum-hakam fiqh semata-mata, atau seorang yang beramal dengannya sebagai satu sistem yang syumul dan sempurna.


Terlebih penting, kita hendaklah memandang sejarah yang lampau itu dengan cara yang adil untuk mengetahui kebenaran, bukan sahaja kebenaran dalam konteks apa yang telah berlaku, tetapi juga kebenaran sebagai satu matlamat dan sasaran perjuangan kita.

--

Dalam konteks perjuangan kita ini, kita juga harus memahami rentetan sejarah yang melibatkan gerakan dan fikrah kita, agar tidak disalah fahamkan oleh kita sendiri atau disalahtafsirkan oleh yang lain. Rentetan ini penting dalam meneguhkan keyakinan kita kepada manhaj perjuangan ini. Sepertimana yang saya sebutkan tadinya: prinsip fiqh as-sirah begitu sentral sekali dalam manhaj tarbiyyah kita.

Ainullotfi bin Abdul Latif
al-Fikri al-Lamburi
(Blog: Click! Multiply: Click!)

Wednesday, September 2, 2009

Surat Cinta Dari Langit

Siapakah Ustaz Pahrol Juoi?

Mari kita melihat sedikit biodata beliau...

Pahrol Mohamad Juoi dilahirkan di Ipoh, Perak pada 20 hb. Mei 1961. Memulakan pengajian di sekolah kebangsaan Sungai Rokam, Ipoh dan kemudian ke sekolah Menengah Sultan Abdul Halim Jitra, Kedah. Walaupun berkelulusan dalam bidang Teknologi Makanan UiTM, namun sejak 1985 lagi beliau telah bergiat dalam bidang penulisan khususnya dalam bidang dakwah dan pendidikan Islam. Ini dibuktikan dengan komitmennya sebagai wartawan, pengarang dan akhirnya Ketua Pengarang kepada beberapa buah majalah bercorak Islam sejak tahun 1986 hingga 1995.

Pernah menjadi Ko-kaunselor Yayasan Nurul Yaqeen pada tahun 1997/98, namun minat sebenarnya tetap dengan bidang penulisan. Sejak itu hingga kini, komitmennya dalam penulisan diteruskan dengan menjadi kolumnis kepada beberapa buah majalah seperti Dewan Masyarakat, Dewan Siswa, Dewan Falsafah, Minda, majalah I dan Anis.

Selain itu juga beliau aktif menulis lirik-lirik nasyid bagi kumpulan nasyid Tanah Air seperti Hijjaz, Rabbani, Raihan, Inteam, UNIC, Saujana, Mestica, Firdaus, Saffone, Nowseeheart dan lain-lain. Antara lirik nasyidnya yang popular ialah Sumayyah, Suci Sekeping Hati, Mendamba Kasih, Siti Khadijah, Cinta Zainab, Setanggi Kasih, Zinnirah, Umar Al Khattab, Salehuddin Al Ayubi, Ratu Syahadah dan lain-lain lagi. Beliau juga menghasilkan skrip bagi rancangan TV antaranya Raudhah (ASTRO). Menjadi Pengacara dalam rancangan Islam di RTM.

Kini beliau adalah Pengarah dan Penyelidikan Modul merangkap Pengurus besar Fitrah Perkasa Sdn. Bhd. sebuah syarikat perunding dan latihan yang terlibat dalam program latihan bagi agensi-agensi kerajaan, badan-badan korporat dan syarikat-syarikat swasta. Pengalamannya menjelajah negara-negara ASEAN, Uzbekistan, Pakistan, Turki, Jepun, China, Jordan dan Mesir menambah kematangannya dalam bidang penulisan dan latihan.

Hingga kini beliau telah menulis beberapa buah buku dari pelbagai genre penulisan. Antaranya: Melawan Arus (antologi cerpen), Jendela Hati (antologi Sajak), Turki: Iktibar Sebuah Empayar (kembara), Ideologi Kamal Ataturk dan kesannya terhadap Turki (politik), Tentang Cinta (remaja), Dua hati Satu Rasa, Untukmu yang Tersayang, Dilema Melayu-Islam: Kurang Fikir atau Kurang Zikir. Terkini, beliau juga adalah ketua editor majalah SOLUSI keluaran Telaga Biru Sdn. Bhd.

Sumber biodata: Genta-rasa.com

Download ceramah beliau:
  1. Link 1
  2. Link 2 (dari Saudara Abdul Azim)
Sumber: MIIFTAR Kelab Iqra'

Twitter Updates

    follow me on Twitter
    "Jalan dakwah hanya satu. Jalan inilah yang dilalui oleh Rasulullah s.a.w. dan para sahabat baginda. Demikian juga kita dan para pendokong dakwah, sama-sama melaluinya berpandukan taufik dari Allah s.w.t. Kita dan mereka melaluinya berbekalkan iman, amal, mahabbah (kasih sayang) dan ukhuwwah (persaudaraan). Rasulullah s.a.w. menyeru mereka kepada iman dan amal, kemudian menyatupadukan hati-hati mereka di atas dasar mahabbah dan ukhuwwah. Berpadulah kekuatan iman, kekuatan akidah dan kekuatan kesatuan. Jadilah jamaah mereka jamaah yang ideal sebagai model. Kalimahnya mesti lahir dan dakwahnya pasti menang walaupun ditentang oleh seluruh penghuni muka bumi ini." [Syeikh Mustafa Masyhur]